
AMINA Research and Business Consulting merupakan suatu kelompok yang mencakup usaha penelitian dan pengembangan yang dilakukan secara teratur (sistematis), yang diselenggarakan oleh swasta, berkaitan dengan ilmu sosial, seperti penelitian dan pengembangan ilmu ekonomi, sosiologi, antropologi, politik, hukum, pemerintahan, pendidikan, perdagangan, komunikasi, kebiasaan, adat istiadat, dan lainnya.
PERPAJAKAN DI INDONESIA
BUSINESS MODEL CANVAS UMKM
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.
PROPOSAL BISNIS GOODMEAL
JAKARTA ENTREPRENEUR FESTIVAL 2021
JAKARTA ENTREPRENEUR FESTIVAL 2021
AMINA News

June 29, 2021 | Editor Situsenergi.com | Rewriter Amina
#Indeks JP Morgan #JPMorgan ESG EMBI #Pertamina #Petronas
Hapus Pertamina, JP Morgan Diminta Jelaskan Rationale Condition dari Indeks ESG Secara Transparan
Jakarta, dnf.co.id/amina/
Pertamina dan perusahaan energi Malaysia, Petronas, kini berada dalam daftar pantauan untuk dihapus, dari indeks JPMorgan ESG EMBI. Indeks ini dibuat perusahaan jasa keuangan dan bank investasi multinasional itu untuk perusahaan global terkait investasi yang bertanggungjawab.
Pemerhati Energi, Dr. Dina N Fitria mengatakan akan dihapusnya Pertamina dan Petronas dari daftar Indeks JPMorgan ESG EMBI itu bisa jadi karena rationale condition yang dirujuk JP Morgan adalah kedua perusahaan tersebut BUMN milik Malaysia (Petronas) Dan milik Indonesia (Pertamina) yang bisnis intinya energi fosil. Sebagaimana diketahui migas fosil sedang diupayakan proses Transisi Energi ke Renewable Energy.
“Bisa juga, indeks ESG JP Morgan digunakan sebagai indikator Transisi energi oleh kedua BUMN migas fosil tersebut,” ujar DR. Dina kepada Situsenergi.com, Selasa (29/6/2021).
Namun demikian, agar fair menurutnya JP Morgan harus menjelaskan hal-hal yang menjadi acuan. Sebab jika tidak maka seolah-olah hal ini hanya karena persaingan bisnis saja di tingkat global.
“JP Morgan perlu menjelaskan rationale condition dari indeks ESG secara transparan, dijelaskan beserta cara mengukur dan benchmarking study nya. Supaya didapat kesan publik bahwa angka indeks ESG bukanlah salah satu alat non tarrif barrier bisnis migas fossil di pasar global,” tegasnya.
DR. Dina menyadari, tentu saja transisi energi ini politik dagang bidang energi migas, global dengan rationale condition ESG. Ia pun mendorong BUMN di Indonesia untuk memanfaatkan peluang lainnya untuk ikut bersaing di kancah global.
“Nah ini peluang buat BUMN Indonesia sebagai negara yang disinari matahari full 6-8 jam per hari. Mestinya menjadi pemain panel Surya untuk TKDN 80 persen,” tuturnya.
“Hasil riset yang Saya tekuni sejak 2019 tentang Renewable Energy, juga saat paparan di fit and proper test seleksi anggota DEN, renewable energy itu komplementer migas fossil, tidak bisa substitusi migas fosil sepenuhnya,” sambungnya lagi.
Sebagai informasi saja, ESG sendiri merujuk pada environmental, social dan good governance. Investasi yang berbasis ESG berarti perusahaan dalam proses usahanya memperhatikan faktor lingkungan, sosial dan juga tata kelola yang baik.
Melansir Reuteurs, Pertamina dan Petronas tak akan lagi masuk ke indeks akhir Juni 2021 ini. Karena skor Pertamina dan Petronas turun, di ambang batas yang diisyaratkan sehingga tak memenuhi persyaratan.
JPMorgan menggunakan perusahaan luar untuk menilai skor ESG yang diperlukan untuk dimasukkan dalam indeks. Hasilnya mengatakan beberapa kegiatan Petronas atau afiliasinya berisiko tinggi pelanggaran embargo senjata PBB.
Sementara pernurunan skor Pertamina antara lain karena kebakaran kilang di Jawa Barat yang memaksa evakuasi hampir 1000 orang. Selain itu, diskusi dengan pemerintah mengenai penyelsaian tumpahan minyak historis di mana pembersihan juga masih sedang berlangsung.
Sampai berita ini diturunkan, baik Petronas dan Pertamina belum buka suara mengenai hal ini. Petronas saat ini memiliki bobot 121 basis poin di indeks. Sedangkan Pertamina berada di 49 bps. (SNU/RIF)

June 29, 2021 | Writer Rusli Arif | Rewriter Amina
#Indeks JP Morgan
#JPMorgan ESG EMBI
#Pertamina
#Petronas
#Posttruth
Hapus Pertamina, JP Morgan Diminta Jelaskan Rationale Condition dari Indeks ESG Secara Transparan
Jakarta, dnf.co.id/amina/
Masuknya PT Pertamina (Persero) dan perusahaan migas milik Malaysia Pertonas dalam daftar pantauan dihapus dari indeks JPMorgan ESG EMBIl menimbulkan pertanyaan dari sejumlah kalangan, salah satunya Pengamat Energi, Dr. Dina N Fitria.
Ia justru menilai, tindakan JP Morgan yang mencoret perusahaan energi Pertamina dan Petronas dari daftar indeks mereka, hanyalah bagian persaingan usaha saja dan bisa dikategorikan sebagai post truth.
“Post truth adalah era di mana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran dengan cara memainkan emosi dan perasaan kita.
Dan saya menilai apa yang dilakukan JP Morgan ini masuk kategori post truth yang diadikan sebagai perilaku baru dalam persaingan bisnis,” kata Dina kepada wartawan di Jakarta, Selasa (29/6).“Untuk melenyapkan pihak-pihak yang dianggap pesaing dan punya peluang untuk menjadi dominan mereka menggunakan ujuran-ukuran kuantitatif sebagai dasar,” cetusnya.
Menurut dia, tindakan JP Morgan yang mengeluarkan aneka indeks kriteria ‘seolah-olah’ si A atau B atau C buruk dan tidak sesuai indeks ini patut dipertanyakan.
“Yang patut kita pertanyakan adalah cara dan rationale condition mengapa aneka indeks dibuat,” ucapnya.
Namun dia menilai, rationale condition yang kemungkinan dirujuk JP Morgan adalah karena bisnis inti kedua perusahaan tersebut (Pertamina dan Petronas-red) adalah energi fosil yang nustru saat ini sedang diupayakan proses transisi ke Renewable Energy. Atsu
bisa juga, indeks ESG JP Morgan digunakan sebagai indikator transisi energi oleh kedua BUMN migas fosil tersebut.
“Namun biar fair JP Morgan seharusnya menjelaskan hal-hal yang menjadi acuan agar tidak menimbulkan kesan seolah-olah hal ini hanya karena persaingan bisnis di tingkat global ssja,” tukasnya.
Ia kembali menekankan agar JP Morgan perlu menjelaskan rationale condition dari indeks ESG secara transparan beserta cara mengukur dan benchmarking study nya.
“Ini perlu dilakukan agar tidak ada kesan publik bahwa angka indeks ESG merupakan salah satu alat non tarrif barrier bisnis migas fossil di pasar global,” tegas Dina.
Namun demikian, ia juga mendorong BUMN di Indonesia untuk memanfaatkan peluang lainnya untuk ikut bersaing di kancah global.
“Menurut saya ini peluang buat BUMN Indonesia sebagai negara yang disinari matahari full 6-8 jam per hari. Mestinya menjadi pemain panel Surya untuk TKDN 80 persen,” katanya.
Sekedar diketahui, bahwa ESG merujuk pada environmental, social dan good governance. Investasi yang berbasis ESG berarti perusahaan dalam proses usahanya memperhatikan faktor lingkungan, sosial dan juga tata kelola yang baik.
Pertamina dan Petronas sendiri tak akan masuk ke indeks akhir Juni 2021 ini, karena skor keduanya turun, di ambang batas yang diisyaratkan sehingga tak memenuhi persyaratan.
Sampai berita ini diturunkan, baik Petronas dan Pertamina belum buka suara mengenai hal ini. Petronas saat ini memiliki bobot 121 basis poin di indeks. Sedangkan Pertamina berada di 49 bps. .
Terkait hal ini, Pjs Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu (16/06/2021) mengatakan, bahwa pada dasarnya Pertamina menghargai analisa dari institusi keuangan yang dilakukan berdasarkan data dan informasi terpercaya.
“Kami menghargai analisa dari institusi keuangan yang dilakukan berdasarkan data dan informasi terpercaya, sehingga dapat menjadi masukan positif bagi investor dan perusahaan,” ungkapnya.
“Secara bertahap dan konsisten, Pertamina Grup telah menerapkan sejumlah program-program yang mendukung aspek ESG,” tambah dia.
Lebih lanjut Fajriyah mengatakan, ke depannya hal-hal tersebut akan semakin terintegrasi dan termonitor dengan maksimal sebagai wujud komitmen untuk keberlanjutan perusahaan.
“Hal ini juga dalam rangka menjaga kepercayaan dari tiga lembaga pemeringkat internasional yaitu Moody’s, S&P, dan Fitch yang telah menetapkan Pertamina pada peringkat investment grade masing-masing pada level Baa2, BBB, dan BBB,” pungkasnya.(Red)